Saturday, April 27, 2019

Persiapan Campuran Bordeaux

Persiapan Campuran Bordeaux
Campuran Bordeaux disiapkan dalam berbagai kebutuhan dari tembaga sulfat, kapur (kalsium hidroksida) dan air. Metode konvensional menggambarkan komposisi untuk memberikan berat tembaga sulfat, berat kapur dan volume air dalam urutan itu. Persentase berat tembaga sulfat dengan berat air yang digunakan menentukan konsentrasi campuran Bordeaux. Jadi Bordeaux campuran 1%, yang merupakan normal, akan memiliki rumus 1: 1: 100  pertama mewakili 1 kg tembaga sulfat, kedua mewakili 1 kg hydrated lime, dan 100 mewakili 100 liter (100 kg) air. Tembaga sulfat mengandung logam tembaga 25%, kandungan tembaga dari 1% Bordeaux campuran  0-25% tembaga. Jumlah kapur yang digunakan dapat dikurangi. Sebenarnya 1 kg tembaga sulfat hanya membutuhkan 0,225 kg kapur murni kimia untuk mengendapkan semua tembaga. Merek eksklusif baik dari kapur yang sekarang tersedia secara bebas dipasaran, karena bisa berubah buruk pada penyimpanan, itu paling aman tidak melebihi rasio 2: 1. yaitu 1: 0,5: 100 campuran.
Dalam mempersiapkan campuran Bordeaux, sulfat tembaga dilarutkan dalam setengah jumlah air yang diperlukan dalam sebuah ember kayu atau plastik. Kapur terhidrasi dicampur dengan keseimbangan air di ember lain. Dua “solusi” yang kemudian dituangkan bersama-sama melalui saringan ke dalam ember ketiga atau tangki semprot.



COPPER SULFATE

Sebagai herbisida, fungisida dan pestisida :
Tembaga(II) sulfat pentahidrat adalah sebuah fungisida. Namun, beberapa jamur mampu beradaptasi dengan peningkatan kadar ion tembaga.[8] Dicampur dengan kapur biasanya disebut campuran Bordeaux dan digunakan untuk mengontrol jamur pada tumbuhan anggur, melon, dan beri lainnya.[9] Keguanaan lainnya adalah senyawa Cheshunt, sebuah campuran dari tembaga sulfat dan amonium karbonat digunakan dalam hortikultura untuk mencegah pelembaban pada biji. Penggunaannya sebagai herbisida bukan pertanian, melainkan untuk kontrol searangan tanaman air dan akar tumbuhan dengan pipa yang mengandung air. Hal ini juga digunakan di kolam renang sebagai sebuah algaecide. Sebuah larutan encer tembaga sulfat digunakan untuk mengobati ikan akuarium dari infeksi parasit,[10]dan juga digunakan untuk menghilangkan siput dari akuarium. Ion tembaga sangat beracun bagi ikan, sehingga perawatan harus dilakukan dengan memperhatikan dosis. Sebagian besar spesies alga dapat dikontrol dengan konsentrasi tembaga sulfat yang sangat rendah. embaga sulfat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli.
Untuk sebagian besar dari abad ke-20, tembaga arsenat dikrom (CCA) adalah tipe dominan untuk pengawetan kayu. Untuk membuat pressure-treated wood, tabung yang besar diisi dengan sebuah bahan kimia encer. Tembaga(II) sulfat pentahidrat dilarutkan di dalam air bersama dengan zat aditif sebelum kayu ditempatkan di dalam tabung. Ketika tabung diberi tekanan, bahan kimia diserap oleh kayu, memberikan kayu fungisida, insektisida, dan sinar ultraviolet yang memantulkan sifat yang membantu melestarikannya.
Sebagai Reagen Analisis :
Beberapa tes kimia menggunakan tembaga sulfat. Tembaga sulfat digunakan dalam larutan fehling dan larutan benedict untuk mengetes gula pereduksi, yang nantinya akan mereduksi tembaga(II) sulfat yang berwarna biru menjadi tembaga(I) oksida yang berwarna merah. Tembaga sulfat juga digunaka pada reagen biuret untuk mengetes protein.
Tembaga sulfat juga digunakan dalam uji darah seseorang penderita anemia. Uji darah dilakukan dengan meneteskannya pada larutan tembaga sulfat. Dengan efek gravitasi, darah yang banyak mengandung hemoglobin akan dengan cepat tenggelam karena massa jenisnya besar, sedangkan darah yang hemoglobinnya sedikit akan lebih lama tenggelam.
Sebagai Sintesis Organik :
Tembaga sulfat juga digunakan dalam sintesis organik. Tembaga sulfat anhidrat ini akan mengkatalis transasetilasi pada sintesis organik. Tembaga sulfat terhidrasi yang direaksikan dengan kalium permanganat akan menjadi oksidan untuk mengkonversi alkohol primer.
Efek Racun :
Tembaga sulfat bersifat mengiritasi. Biasanya manusia terpapar tembaga sulfat melalui kontak mata atau kulit, termasuk juga dengan menghirup serbuk atau debunya. Kontak dengan kulit akan menyebabkan eksim. Kontak tembaga sulfat dengan mata dapat menyebabkan konjungtivitis dan radang pada kelopak mata dan kornea.

Asalkan tidak terkena paparan tinggi, sebenarnya tembaga sulfat tidak terlalu beracun. Menurut sebuah studi, tembaga sulfat menjadi racun dalam tubuh manusia setelah terkena paparan 11 mg/kg. Karena tembaga sulfat akan menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan, maka biasanya orang yang menelannya akan langsung muntah. Setelah 1-12 gram tembaga sulfat tertelan, tanda-tanda racun akan muncul seperti rasa terbakar di dada, mual, diare, muntah, sakit kepala, yang nantinya akan menyebabkan kulit menjadi kuning. Selain itu, keracunan tembaga sulfat juga merusak otak, hati, dan ginjal.

No comments:

Post a Comment